PERTEMUAN KOORDINASI BIDANG KESEHATAN DENGAN CAMAT SE-KABUPATEN PACITAN
3 min read
Pertemuan Koordinasi Bidang Kesehatan dengan Camat yang bertempat di Ruang Krida Pembangunan (RKP) yang bertujuan untuk memberikan informasi dan berkoordinasi terkait prioritas permasalahan Kesehatan di Kabupaten Pacitan, untuk mendapatkan dukungan dari Camat terkait dengan program -program kesehatan yang ada diwilayah kerja, Permasalahan Kesehatan menjadi urusan semua pemangku kebijakan termasuk Camat.
Agenda rapat antara lain adalah pembahasan terkait dengan permasalahan sebagai berikut :
1). Meningkatkan Kasus Deman Berdarah di Kabupaten Pacitan sejumlah 195 kasus dengan 1 angka kematian, maka perlu dilakukan langkah – langkah sebagai berikut :
- Kewaspadaan Dini Demam Berdarah Dengue (DBD), antara lain :
- Pemantauan system kewaspadaan dini melalui monitoring mingguan yang dilakukan oleh Puskesmas
- Mengaktifkan Tim Pokja DBD mulai tingkat desa s/d Kabupaten
- Tim reaksi cepat pelaporan DBD
- Gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) adalah 3M plus ( Menguras, Menutup, Medaur Ulang, dan menghindari gigitan Nyamuk)
- Jumantik Sekolah (Juru Pemantau Jentik)
- Tim Medis RSUD Siaga DBD
- Penyiapan Darah melaui PMI
- Melakukan Promosi Kesehatan
- Penyampaian Informasi tentang Pengertian Demam Berdarah, Tata Cara pelaksanaan Foging
- Informasi tentang Corona Virus
2). Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Balita :
a. Angka Kematian Ibu dan bayi merupakan indikator Kesehatan yang tertuang dalam RPJMD, dan urusan kesehatan ibu hamil menjadi urusan semua sehingga dibutuhkan Peran Camat dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi
b. Optimalisasi Tim Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi, yang sudah dibentuk di tingkat Kecamatan
c. Jumlah Kematian Ibu hamil tahun 2019 adalah 9 kasus, jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2018 sedangkan Kematian Bayi tahun 2019 sebanyak 41 kasus jumlah ini menurun jika dibandingkan tahun 2018
3). Pencegahan Stunting
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak Balita ( Bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun
Permasalahan yang penyebab Stunting :
- Asupan Gizi ( Ketahanan Pangan, ketersediaan keterjangkauan dan akses pangan bergizi)
- Lingkungan Sosial ( norma, pola asuh dalam keluarga , Higiene, Sanitasi, pendidikan, budaya masyarakat )
- Lingkungan Kesehatan akses kesehatan
- Lingkungan Pemukiman ( ketersediaan air bersih, sanitasi, kondisi bangunan)
Dampak dari Stunting
- Dalam jangka pendek,
stunting menyebabkan gagal tumbuh, hambatan perkembangan kognitif dan motorik, dan tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta gangguan metabolisme.
- Dalam jangka panjang,
Stunting menyebabkan menurunnya kapasitas intelektual. gangguan struktur dan fungsi saraf dan sel-sel otak yang bersifat permanen, dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner
4). Meningkatkan pelaksaan STBM 5 pilar di desa mengingat masih banyak kasus penyakit yang disebabkan rendahnya perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat dan Lingkungan yang tidak bersih :
a. Pencapaian Desa dengan STBM 5 pilar menjadi indikator kesehatan yang tertuang didalam RPJM, jumlah Desa dengan STBM 5 pilar ada 25 Desa, yang tersebar di 9 Kecamatan, 3 Kecamatan ( Tegalombo, Sudimoro, dan Bandar ) yang desanya belum ada yang desa STBM 5 Pilar.
b. Kriteria Desa STBM 5 Pilar, adalah seluruh KK sudah menerapkan :
- Stop Buang Air Besar Sembarangan
- Cuci tangan pakai sabun
- Pengelolaan air minum – makanan rumah tangga
- Pengelolaan limbah cair rumah tangga
- Pengelolaan sampah rumah tangga
Tindak lanjut yang diharapkan dari pertemuan ini adalah adanya dukungan dan kerjasama terhadap program kesehatan dan masalah kesehatan prioritas, penggalangan komitmen di tingkat wilayah terhadap program dan permasalah kesehatan prioritas di wilayah.